Senin, 21 April 2014

Tokoh

Consultant Of Public Speaking & Motivator


Imam Moedjiono

Imam Mujiono adalah Dosen tetap UII Yogyakarta. Beliau juga berprofesi sebagai Konsultan Public Speaking. Dalam kesehariannya ia tidak jarang berkunjung ke berbagai negara untuk melakukan training motivasi.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Di Pondok Pesantren Universitas Islam Indonesia diajarkan mata kuliah public speaking.Sebenarnya saya sudah mengenal istilah ini sejak nyantri di Daar el-Qolam. Dalam public speaking, pembelajar dituntut bisa berbicara di depan kelas sebagai simulasi dari indikator yang harus dicapai yaitu: menjadi seorang pembicara publik yang baik.

Begini. Awal-awalnya, kami, santri PPUII bisa dengan mudah mengikuti kuliah ini. Dosen sudah mempersiapkan semua materi di slide-slide yang sudah siap pakai. Kami sebagai pembelajar hanya menyimak, sesekali menulis, dan di tiga puluh menit terakhir, beberapa orang di antara kami maju untuk ‘menjajal’ berbicara di depan kelas.

Lama-lama, dalam pelajaran ini kami ‘diminta’ membuat sebuah presentasi yang seperti pak dosen itu. Ada slide-slidenya dengan gambar-gambar dan clipart yang menarik. Nah, ini yang lumayan sulit. Jadi, waktu belajar kami yang satu jam setengah itu, full dengan penampiilan-penampiilan kami ber-sembilanbelas.

Aku sebut ini dengan showtime. Aku kira ini hanya sesekali saja. Ternyata… untuk seterusnya, kami harus belajar dengan metode ini. Kami membuat slide-slide, lalu dikumpulkan ke dosen untuk dikoreksi, lalu kami ‘belajar’ mempresentasikannya pada waktu malam kuliah.

Pada awal belajar dengan metode ini, karena tema yang diangkat adalah 'bebas' (boleh presentasi tentang apa saja yang menarik), saya mempresentasikan tentang sebuah cerita motivasi. Yaitu garam di gelas dan garam di danau. Begitu. Hasilnya: lumayan, itu menurut saya… kriteria kepuasan saya waktu itu adalah antusiasme para teman-teman menyaksikan penampilan presentasi saya. Bagaimana kata dosen? "Slide-slidemu kebanyakan tulisannya… kamu faham tidak, power point itu artinya apa? Jadi yang ditulis ya poin-poin pentingnya saja, jangan ditulis semuanya!". Mantap.

Untuk kesempatan kali ini, kami para pembelajar disuruh untuk membuat presentasi yang lebih spesifik lagi. Temanya adalah motivasi. Dispesifikkan lagi, motivasi sukses. Nahlo?

Ketika saya lihat respon teman-teman waktu mendengar temanya adalah motivasi sukses, saya lihat mereka semangat-semangat. Apakah karena berfikir bahwa tema ini mudah? Entah. Tapi saya pribadi, mengalami kesulitan (tapi saya juga semangat, loh!). Di tengah masa-masa ‘persiapan’ waktu penampilan kami, saya berfikir dan menemukan sebuah gagasan seperti ini:

“Mempresentasikan motivasi untuk menggugah semangat audien bukanlah hal mudah. Motivasi didapat/diperoleh dan diilhami dari sebuah kebijaksanaan. Jelas lebih mudah membuat presentasi tentang sebuah mata kuliah, matematika misalnya, atau tentang kuliah pengantar ilmu hukum misalnya, atau mempresentasikan tentang sebuah berita tentang sebuah peristiwa yang terjadi. Inilah mengapa para motivator itu mahal harganya. Inilah mengapa para motivator itu mahal. Ini.”

Dulu ketika saya masih kecil, saya anggap matematika itu pelajaran paling sulit, tapi saat ini, semakin bertambahnya umur, saya sadar bahwa sesuatu yang sudah ada aturan baku-nya itu sangatlah mudah, yang susah adalah mempelajari sesuatu yang tiada aturan bakunya. Saya pernah mendapat nilai ujian sepuluh untuk pelajaran fisika. Tapi saya tidak pernah mendapatkan nilai sepuluh untuk pelajaran sosiologi. Bahasannya terlalu luas! Itu.

Pelajaran-pelajaran ‘kiri’ (matematika, fisika, ilmu hitung-hitungan, dsb.) itu memang terlihat sulit dipelajari, padahal mudah. Beda dengan ilmu-ilmu ‘kanan’, terlihat mudah, tapi padahal sulit. Tidak sulit juga, sih. Yang jelas, untuk mempelajari ilmu-ilmu kanan (keikhlasan, keyakinan, dsb.) itu butuh kebijaksanaan.

Pilih mana? Mempelajari pelajaran-pelajaran kiri yang ‘susah’, dan jadi pekerja di masa depan… atau, mendalami ilmu-ilmu kanan yang ‘mudah, kemudian menjadi wirausaha yang mempekerjakan karyawan di masa depan…?

Salam!



http://publicspeakingmdnr.blogspot.com/